Senin, 07 November 2011

Purna Pugar Lawang Sewu Diresmikan Ibu Negara

Sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dan Bangsa Indonesia, Gedung Lawang Sewu yang berada di Kota Semarang, sudah barang tentu harus dijaga kelestarian serta penggunaannya. Bangunan yang berada berdekatan dengan Tugu Muda, semenjak tahun 2009 oleh PT. KAI dengan bantuan dari beberapa pihak yang tekait, memugar bangunan ini kembali menjadi seperti semula serupa pada mula bangunan ini didirikan pada 1907. Dan bertepatan pada Selasa (5/7), Ibu Negara Republik Indonesia, Hj. Ani Bambang Yudhoyono meresmikan purna pugar Gedung A Lawang Sewu.
Ibu Negara RI, Hj. Ani Bambang Yudhoyono menarik rangkaian bunga melati untuk meresmikan Purna Pugar Gedung A Lawang Sewu.

Peresmian ini juga sekaligus membuka acara "Kriya Nusantara dalam Gerbong Lawang Sewu", kerjasama antara PT. KAI dengan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah yang dipayungi oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang diadakan pada 5 – 10 Juli, dimana Ibu Negara juga selaku pembina Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Diterangkan oleh Ibu Negara, bahwa setiap bangsa memiliki sejarahnya masing-masing, demikian pula dengan Bangsa Indonesia.
Ibu Negara mencoba memainkan alat musik angklung yang telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.

“Sejarah bangsa kita merupakan sesuatu yang penting untuk kita ketahui, agar kita dapat belajar dari setiap kegagalan dan keberhasilan yang pernah dilakukan oleh para pendahulu kita untuk kita lakukan perbaikan-perbaikan di masa depan,” ujarnya. Ia menambahkan, buah pikiran, seni, budaya, gedung-gedung, candi-candi, dan situs-situs merupakan peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya. “Harus kita lestarikan,” tegas Ibu Negara.
Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan (memegang mikrofon) menjelaskan kepada Ibu Negara beserta rombongan mengenai berbagai arsitektur bangunan yang ada di Gedung Lawang Sewu.

“Gedung yang begitu indah, jangan dibuat seolah-olah seram, kusam dan sebagainya, sebaiknya kita tampilkan dari sisi keindahannya. Kita semua berkewajiban untuk memeliharanya juga memiliki tanggung jawab guna memajukan dan menyelamatkan khasanah sejarah kita,” pesan Ani. Dengan telah selesai dipugarnya Gedung Lawang Sewu, image yang muncul ke publik akan lebih baik lagi. Sebagai gedung yang unik, yang megah, historis, dan hidup.
Ibu Ani menyempatkan diri untuk mengambil beberapa objek yang menarik di Gedung A Lawang Sewu
Setelah menekan tombol serta menandatangani prasasti yang dilakukan di Wisma Perdamaian, Komplek Gedung Pemerintah Propinsi Jawa Tengah yang letaknya tidak jauh dari Gedung Lawang Sewu, Ibu Negara beserta rombongan menyempatkan untuk meninjau. Sekaligus untuk melihat stand demi stand yang menampilkan kriya unggulan dari masing-masing daerah di Indonesia.

Ibu Negara, Hj Ani Bambang Yudhoyono (depan keempat kiri), Ketua Dekranas, Herawati Boediono (depan keempat kanan), Komisaris Utama PT. KAI, Iman Haryatna (depan kedua kiri), Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan (depan ketiga kanan), beserta Komisaris dan Direksi serta jajaran pejabat PT. KAI lainnya berfoto bersama seusai meninjau ruang demi ruang di Gedung A Lawang Sewu.

Dalam peninjauan ini, pada saat melihat-lihat bangunan serta gaya arsitektur Gedung Lawang Sewu, Ibu Negara beserta rombongan, didampingi oleh Direktur Utama PT. KAI, Ignasius Jonan. Jonan menjelaskan beberapa daya tarik utama di Gedung ini, salah satunya adalah hiasan kaca patri yang menjulang tinggi di jendela berhadapan dengan pintu masuk Gedung A. “Di dalam kaca patri tersebut, terdapat dua orang wanita yang membawa guci berisi air dan yang membawa api, ini melambangkan lokomotif uap, dikarenakan pada zaman bangunan ini dibangun, lokomotifnya masih lokomotif uap,” jelas Jonan.
Ibu Negara tidak bosan-bosannya untuk mengabadikan keindahan dan kemegahan Gedung A Lawang Sewu yang telah selesai purna pugarnya.

Bahkan selama peninjauan ini, Ibu Negara tidak bosan-bosannya untuk memotret beberapa sudut bangunan Gedung Lawang Sewu yang menarik untuk diabadikan. (Humaska)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar