Kriya Nusantara dalam Gerbong Lawang Sewu
PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero)
bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah serta dipayungi
oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengadakan acara "Kriya
Nusantara dalam Gerbong Lawang Sewu". Kegiatan yang akan dilaksanakan
tanggal 5 - 10 Juli, rencananya akan diresmikan oleh Ibu Negara, Hj. Ani
Bambang Yudhoyono selaku Pembina Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas),
didampingi oleh Ketua Umum Dekranas Herawati Boediyono pada Selasa
(5/6).
foto kiri : Gedung A Lawang Sewu tampak depan setelah dipugar
foto kanan : Suasana malam di Gedung A dilihat dari dalam komplek Lawang Sewu
Acara "Kriya Nusantara dalam Gerbong
Lawang Sewu" bertujuan untuk menjadikan Lawang Sewu sebagai ikon untuk
mendukung pengembangan wajah kota Semarang, Jawa Tengah dan Indonesia,
sehingga mampu membawa tren positif terhadap investasi, perdagangan dan
pariwisata. Juga mengoptimalkan Lawang Sewu untuk berbagai kegiatan
kreatif yang bermanfaat. Untuk memeriahkan kegiatan peresmian purna
pugar Gedung A Lawang Sewu yang akan membangun kebanggaan bangsa, maka
akan digelar berbagai macam acara antara lain : Pameran Kriya Unggulan
Nusantara yang akan menampilkan menampilkan produk kerajinan unggulan
dari 33 provinsi dan 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah, Pameran Heritage,
Pagelaran seni, atraksi budaya serta berbagai lomba.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
dalam hal untuk mendukung acara ini dan menjadikan Lawang Sewu sebagai
tujuan wisata, akan melakukan direct promotion di berbagai pusat
keramaian di Jakarta, Bandung, dan Semarang dengan membuat paket wisata.
Selain itu juga mengundang jurnalis dari luar negeri seperti Belanda,
Malaysia dan Singapura dalam hal Fam Trip, dimana ketiga negara tersebut
adalah negara yang memiliki kunjungan terbanyak di Indonesia.
Seperti yang dijelaskan oleh Vice
President (VP) Public Relations (PR) PT. KAI, Sugeng Priyono, Lawang
Sewu merupakan sebuah gedung yang merupakan bekas kantor dari
Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). “Gedung ini dibangun
pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907 yang terletak di bundaran
Tugu Muda. Masyarakat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu), karena
bangunan tersebut memiliki banyak pintu, padahal pintu yang ada tidak
sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar,
sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu,” ujarnya.
“Dengan telah direvitalisasinya bangunan
ini, diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pengembangan kita semua di
segala sisi. Mengingat tempatnya yang strategis di tengah kota
Semarang,” tambah Sugeng. (Humaska)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar