Senin, 31 Januari 2011

KA Argo Muria

Argo Muria diluncurkan pertama kali pada tanggal 22 Desember 1997. Kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan dengan jadwal pemberangkatan pagi hari dari arah Semarang ke Jakarta dan sore hari dari arah sebaliknya. Diikuti oleh peluncuran KA Argo Muria II pada tanggal 20 Mei 2001 yang menawarkan alternatif perjalanan yang berkebalikan dengan Argo Muria I yang belakangan berganti nama menjadi KA Argo Sindoro.
                Argo selain berarti gunung juga merupakan nama dagang layanan kereta api eksekutif. Kata Muria berasal dari nama gunung (Gunung Muria) yang memiliki ketinggian 1.602 m di atas permukaan laut (dpl) dan berada di sebelah Utara kota Kudus (69 km dari arah Kota Semarang). Kawasan gunung ini terkenal dengan berbagai macam satwa langka seperti; burung plontang, elang Muria, rusa dan kera. Demikian juga dengan Sindoro adalah nama gunung dengan ketinggian 3.150 m dpl, yang terletak di batas Kabupaten Temanggung sebelah barat dan Wonosobo sebelah timur. Gunung bertipe Strato ini juga dikenal dengan sebutan Sindoro atau Sendoro, mempunyai beberapa kawah diantaranya Kawah puncak; Segoro Wedi, Segoro Banjaran, Kawah Utara, Kawah Selatan.
                Perjalanan sejauh 445 km ditempuh dalam waktu lima jam tiga puluh menit dan hanya berhenti di stasiun Tegal dan Pekalongan.
                Layanan kereta api yang memiliki kapasitas 350 tempat duduk ini terdiri dari tujuh rangkaian kereta kelas eksekutif. Untuk perjalanan yang dilakukan pada siang hari, penumpang dapat menikmati indahnya panorama di pesisir pantai utara khususnya antara Pekalongan-Semarang.

KA Bogowonto

Sebuah terobosan baru dari kami untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Bogowonto adalah KA kelas ekonomi ber-AC, yang melayani jurusan Stasiun Senen-Kutoarjo. Diresmikan oleh Menteri Perhubungan Freddy Numberi didampingi Dirjen Perkeretaapian, Tundjung Inderawan, dan direksi PT KAI (Persero) di Stasiun KA Senen pada tanggal 3 September 2010.
                Kereta ekonomi AC ini merupakan hasil desain/rancang bangun industri dalam negeri sendiri yaitu PT INKA. Secara umum kereta api dirancang sama dengan kereta api ekonomi sebelumnya namun perbedaannya interior dan kelengkapan penumpang antara lain jumlah tempat duduk. Semula untuk kelas ekonomi jumlah tempat duduk yang tersedia sebanyak 106 tempat duduk, namum dengan kereta baru ini menjadi 80 tempat duduk, dan yang paling utama dilengkapai dengan pendingin udara.
                Kereta ini dirancang dengan kecepatan operasional 100km/jam dengan umur teknis fisik tidak kurang dari 25 tahun. Rangkaian kereta api ini dilengkapi dengan kereta makan, pembangkit listrik, generator berkekuatan 2X259 KVA yang digunakan untuk suplai rangkaian kereta api.
                Dioperasikannya kereta ekonomi AC KA Bogowonto tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang kereta api kelas ekonomi. Dengan demikian transportasi kereta api yang banyak digunakan kelas menengah ke bawah itu bisa memperoleh layanan dan jaminan bertransportasi. Kedepannya seluruh kereta api kelas ekonomi akan dilengkapi dengan AC. Dengan peluncuran KA Bogowonto ini mudah-mudahan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpang.

KA Malabar

Jumat (30 April 2010)  pukul 15.30 meluncur perjalanan perdana KA MALABAR (Malang – Bandung Raya) secara bersamaan baik dari stasiun Bandung maupun dari stasiun Malang. Peresmian dari stasiun Bandung akan dilakukan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan dan Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan didampingi pejabat terkait lainnya.
                Sesuai jadwal perjalanannya, KA Malabar yang menempuh jarak sejauh 779 km ini dijadualkan tiba di Stasiun Malang pukul 08.11 WIB dengan melewati beberapa stasiun pemberhentian, yaitu Kiaracondong, Cipendeuey, Tasikmalaya, Banjar, Gombong, Kebumen, Kutowinangun, Kutoarjo, Wates, Yogyakarta, Klaten, Solobalapan, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar dan Kepanjen. Adapun perjalanan KA Malabar dari Malang dijadualkan tiba di Stasiun Bandung pukul 08.37 WIB.
                KA Malabar tujuan Bandung-Malang PP ini sebagai perwujudan dari aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya kereta api dari Bandung langsung menuju Malang Jawa Timur. Masyarakat tinggal memilih kelas KA yang diinginkan sesuai kemampuannya, karena disediakan 3 macam kelas sekaligus yaitu eksekutif, bisnis dan ekonomi plus.
                Dengan waktu tempuh sekitar 16 jam KA ini melalui jalur selatan dengan jadual perjalanan malam hari. Target penumpang selain dari stasiun pemberangkatannya sendiri (Bandung dan Malang) juga dari stasiun-stasiun pemberhentian yang dilewatinya. Kami mengupayakan kenyamanan yang lebih, seperti tingkat kebersihan kereta, tidak adanya pedagang asongan yang naik diatas KA Malabar ini meskipun ada kelas ekonominya dan tenaga keamanan yang cukup

KA Argo Lawu

Pada uji coba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama JS-750 yang menggambarkan keinginan kuat dari PT. Kereta Api (Persero) untuk melayani perjalanan Solo-Jakarta dengan layanan kereta api yang memiliki waktu tempuh tujuh jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke 50.Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi dagang Argo dengan nama KA Argo Lawu.
                KA Argo Lawu membawa rangkaian sebanyak delapan rangkaian kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 tempat duduk. Perjalanan Solo-Jakarta (576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih tujuh jam tiga puluh menit dan hanya berhenti di Stasiun Klaten, Yogyakart, Purwokerto  dan Cirebon .             
                Kata Argo selain nama gunung juga merupakan nama dagang layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menambahkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak di sebelah timur Laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 m. Dengan puncak yang berupa daratan yang berbukit-bukit dan sisa-sisa kawah yang telah lama tidak aktif merupakan panorama yang sangat indah yang dapai kita saksikan dari Lembah Tawangmangu dan Telaga Sarangan.
                Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta-Solo dilakukan pada malam hari. Selama dalam perjalanan prama dan prami yang terlatih serta ramah siap untuk menyajikan pelayanan yang dibutuhkan penumpang.

Kamis, 27 Januari 2011

SEbenarnya berapa sih kapasitas kereta itu...????

waktuu kecil seneng banget liat kereta yg lg melintas, trus iseng itungin berapa jumlah rangkaian yg dia bawa.....
kalau pas yg diliat kereta BBM yg lewat di delanggu  bisa mpe capek tuh ngitunggnya, pernah kasang sampai 26 gerbong. trus waktu liat KA Babaranjang (batubara) hhmmmm udah ga sanggup ngitung tuh.. so di rekap aja (durasinya lebih dr 10 menit) hhmmmm pasti diatas 50 gerbong tuh...

trus pas udah mulai sekolah sering denger en baca kalau angkutan penumpang dengan kereta api tuh yang paling efisien.. nah looo...??? sebenernya berapa sih kapasitas penumpang yang dapat diangkut oleh tiap krt itu???

mari kita berhitung hehehehehehehehehehe......

kita mulai dari KA Komersial: nahh untuk tiap kereta ( orang biasa sebut Gerbong) Eksekutif yang argo berisi 50 tempat duduk.. jadi kalau misalnya kereta Argo Lawu membawa 8 kereta maka kapasitasnya menjadi 8 x 50 = 400 tempat duduk.. untuk kereta eksekutif/argo maksimal kapasitas yang diijinkan adalah 100%

selanjutnya untuk kereta bisnis, kereta jenis ini memilika kapasitas 64 tempat duduk untuk tiap kereta sedangkan kapasitas maksimal yang diijinkan adalah 125% dari jumlah tempat duduk yang tersedia. jadi jika KA Senja Kediri membawa 7 kereta untuk tiap rangkaian kita bisa menghitung kapasitas angkutnya, tapi perlu diingat untuk kereta makan yang tersedia di rangkaian kereta bisnis ini juga punya 26 / 32 tempat duduk tergantung jenis kereta makan yang dibawanya.

Trus untuk kereta ekonomi, nah kereta jenis ini kapasitasnya lumayan banyak untuk kereta ekonomi yang non AC kapasitas tempat duduknya 106 untuk tiap kereta dan yang AC kapasitasnya 80 tempat duduk untuk tiap kereta , sedangkan dalam kereta makannya mampu menampung 48 tempat duduk, untuk KA Ekonomi ini kapasitas maksimal yang diijinkan 125% khusus pada masa ngkutan lebaran guna menampung lonjakan penumpang kapasitas bisa ditambah hingga 150% dari jumlah total tempat duduk yang tersedia.

untuk kereta lokal dan KRL kapasitasnya berapa ya???
ada banyak jenis kereta lokal
yang pertama KRDE seperti pramek, kereta jenis ini tiap setnya terdiri 5 kereta dengan kapasitas masing2 kereta 105 dan 184 penumpang bagi  yang kelas ekonomi. untuk KRD tiap keretanya memiliki kapasitas 138 penumpang.

nahh sekarang kita bahas kereta0kereta lokal terbaru  yang disediakan oleh PT KAI.
ada KRDI contohnya Lelawangsa, madiun Jaya, arek surokerto tiap setnya terdiri dari 4 kereta yg masing-masing mampu menampung 140 penumpang.  sedangkan untuk KRL tiap setnya memiliki kapasitas 1440.

hhmmm...... kalau diliat kapasitasnya pantas saja kereta dianggap yang paling efisien dalam menganggut penumpang.

CP Team









Jumat, 21 Januari 2011

KA Bangunkarta

pertama kali dioperasikan januari 1985 dan melayani pelanggan kelas ekonomi dari Jombang ke Jakarta pada waktu itu kereta membawa 3 rangkaian kereta  dan kemudian ditambah 4 kereta lagi karena tingginya minat pelanggan Ka Tersebut.

tanggal 24 Desember 1994 layanan KA Bangunkarta ditingkatkan dengan menambahkan rangkaian kelas bisnis dan sejak 1 agustus 1996 semua rangkaian berubah layanannya menjadi kelas bisnis

Penambahan layanan kelas eksekutif dilakukan sejak tanggal 1 februari 1999 dan pada tanggal 1 juli 2001 KA bangunkarta melayani perjalanan eksekutif dan bisnisdengan membawa rangkaian 2 kereta eksekutif dan 8 kereta bisnis, pada mulanya kereta ini melewati jalur selatan ( yogyakarta dan purwokerto ) , kemudian diubah melewati jalur utara ( semarang). Perjalanan sejauh 738 Km ditempuh dalam waktu lebih kurang 13 jam dan hanya berhenti di stasiun Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang tawang, Madiun, Nganjuk dan Kertosono

Nama Bangunkarta diambil dari asal; tujuan kereta ini yaitu jomBANG - jaKARTA, sebelumnya bangunkarta melatani rute Pasarsenen-Jombang, kemudian rutenya diteruskan ke Jakarta kota namun tidak melewati Gambir.

Sejak 5 Desember 2009 Bangunkarta diubah seluruhnya menjadi kelas eksekutif dengan menggunakan rangkaian 8 kereta eksekutif dengan kapasitas 400 tempat duduk,

kami siap melayani perjalanan anda dari Jombang-pasarsenen dengan fasilitas-fasilitas yang kami sediakan untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan.